Pj Bupati Tapteng Sugeng Warning Kepsek! Ada Pengutipan Dana dari Kepsek Diduga untuk Paslon

Tapteng, Pijar Tapanuli - Pj. Bupati Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) Sugeng Riyanta membeberkan ada sekelompok orang yang disebut-sebut sebagai koordinator wilayah (Korwil) mengutip dana dari kepada Kepala Sekolah Kepsek) yang diduga uangnya untuk salah satu pasangan calon (Paslon) Bupati.
"Belakangan ini ada saya dengar bahwa ada sekelompok orang mengaku sebagai Korwil mengutip dana dari Kepsek SMP yang ada di Tapteng ini dan uangnya diduga untuk Paslon tertentu," beber Sugeng secara virtual melalui aplikasi zoom dalam sosialisasi Netralitas ASN Kepala Sekolah SD dan SMP sederajat jelang Pilkada Serentak, sekasa (15/10/2024) di Gedung Serbaguna Pandan.
Ia mengingatkan, Kepsek yang merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang coba-coba ikut berkampanye secara terselubung, apalagi ikut menyumbang dengan menggunakan uang negara.
"Ingat ada norma agama, norma hukum, etika dan undang-undang. Ini adalah masa tahapan kampanye dan ada dua Paslon Bupati dan Wakil Bupati. Pastinya kedua Paslon ini akan mengajak dan mempengaruhi. Masalahnya yang tidak kita suka bila ada cara-cara melanggar hukum, norma dan ketentuan," kata Sugeng.
Menurut Sugeng, bahwa sikap seorang ASN bagaimana seorang guru itu memberikan contoh yang baik bagi masyarakatnya, karena Kepsek adalah posisi strategis.
"Temuan saya apalagi ada kepala sekolah melakukan perkumpulan, kemudian diarahkan untuk mendukung salah satu Paslon tertentu," ujarnya.
Dalam tahapan Pilkada, lanjut Sugeng, bahwa persoalan tersebut tidak main-main. Apalagi dana tersebut bersumber dari APBD, APBN dan dana BOS.
"Ingat Tapteng itu sudah darurat korupsi kasihan masyarakat Tapteng ini," katanya.
Sugeng yang merupakan Wakil Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah ini menegaskan ASN dilarang mendukung secara sistematis apalagi melibatkan penggalangan dana dengan menggunakan dana sekolah.
"Maka apabila ada kepala sekolah yang benar-benar berani buat dukung mendukung dengan menggunakan anggaran dana BOS. Yang akan saya laporkan bukan pelanggaran kampanyenya tapi saya laporkan adalah praktik korupsinya," jelasnya.
Sugeng mengakui dirinya tidak menampik walau sering tugas diluar dan ditambah cuti untuk menjalankan ibadah Umroh, Ia juga sering mendapatkan laporan yang tidak jelas di Pemkab Tapteng.
Dia mencontohkan, dugaan pertemuan kepala desa yang ternyata info tersebut benar adanya bahkan kepala desa dalam pengakuannya dimintai uang sebesar 50 juta Rupiah.
"Artinya info saya itu valid kan jangan menganggap Pj Bupati itu tidak ada di Tapteng. Itu langsung saya investigasi sendiri sampai hari ini masih saya yang punya kendali. Sebelum melakukan pemeriksaan, saya sudah mengumpulkan bukti-bukti. Anda mau main dengan Pj Bupati seorang APH dan Jaksa silahkan saja," tegasnya.
Ia juga mengungkapkan, saat itu dirinya keluar dari group WhatsApp Kepala Sekolah seakan kepala sekolah bebas merdeka tanpa ada yang mengendalikan.
"Saya menghargai orang-orang yang mempunyai integritas berani mengatakan kalau salah itu salah dan mengatakan kalau itu jujur," tutupnya. (7la)